Beberapa tahun silam, panggung Sri Mulat (kelompok lawak
tradisional asal Jawa Timur) di Taman Ria - Senayan ditutup. Apa pasal? Menurut
desas-desus yang beredar di kalangan seniman lawak dikatakan bahwa bubarnya Sri Mulat di
Taman Ria - Senayan karena "kalah lucu" dengan banyolan para anggota DPR yang
kebetulan berlokasi di dekatnya.
Benar tidaknya wallahualam, karena nyatanya Sri Mulat jadi sepi penonton.
Kembali ke atas
Pada 30 tahun yang akan datang, teknologi rekayasa
genetika sudah demikian berkembangnya, sehingga cangkok otak sudah dapat dilaksanakan
dengan mudah. Oleh karena itu banyak otak yang diawetkan menunggu pasien yang membutuhkan.
Di suatu bank/toko donor otak dijual otak dari berbagai negara di dunia. Di bawah ini
adalah daftar harga otak berdasarkan negara asal.
Asal Otak |
Harga |
USA |
free/obral/sale |
Inggris |
Rp. 1.000.000,- |
Jerman |
Rp. 900.000,- |
Jepang |
Rp. 100.000,- |
... |
... |
Indonesia |
Rp. 1.000.000.000,- |
Melihat daftar harga yang semacam itu, seorang turis yang masuk toko tersebut menjadi
heran, terus dia bertanya kepada yang empunya toko.
"Pak, ... maaf pak kelihatannya daftar harga anda itu salah dan terbalik"
Yang punya toko: "Oh ... tidak bung, harga otak tersebut memang betul, ... otak
yang termurah adalah otak USA dan Jepang karena sering digunakan jadi sudah rongsokan, ...
kalau anda membutuhkan otak, yang terbaik adalah otak Indonesia, karena masih orisinil,
belum pernah dipakai selama hidup ..."
Kembali ke atas
Seorang Indonesia menderita kecelakaan parah sehingga
membutuhkan operasi otak yang canggih di USA. Dokter di USA yang sedang melakukan operasi
tersebut melakukan pembedahan pada kepala korban, namun terjadi heboh besar karena
ternyata di dalam kepala korban tidak terdapat otak. Karena mengalami jalan buntu, dokter
tersebut menelpon koleganya yang biasa menangani operasi otak orang Indonesia. Kolega ini
dengan tenangnya menyarankan agar dokter tersebut jangan mencari otak orang Indonesia di
kepala tetapi di "dengkul" (= lutut) ... voila ... ternyata setelah
dicheck ... memang betul otak orang Indonesia tersebut betul-betul di "dengkul."
Kembali ke atas
- AIDS = Aku Ingin Ditelepon Soeharto (catatan: biasanya terjadi pada saat pembentukan
kabinet)
- Bimantara = Bambang Ingin Menguasai nusANTARA
- Bimantara = BIni, Mantu, Anak TAmak dan RAkus
- Golkar = GOLongan KOruptor and Rakus
- Habibi = Habis bikin bingung (menjual)
- Habibi = Hanya bisa bikin
- HARMOKO = gayanya garang bagai HARimau, lucu kayak MOnyet, tukang jilat kayak Kodok
- HARMOKO = HARi-hari oMOng Kosong
- IMF = Indonesia Makin Fatal
- Internet = Indomie Telur dan Cornet
- Internet = Indonesia terkenal negatif terus
- Korpri = Korban printah
- KUHP = Kasih Uang Habis Perkara
- LUBER = LUBangi BERingin
- NIP = Nrimo Ing Pandum (Nerima apa adanya, gaji PNS kecil)
- PBB = Pajak untuk Babe-Babe
- PEMILU = PENipuan Umum
- PKI = Partai kolusi antar birokrat militer konglomerat Indonesia
- PPP = Putra Putri Presiden (nan rakus)
- SDSB = Soeharto Dalang Segala Bencana
- STTNAS = Soeharto Turun Tahta Negara Aman Sentosa
- Suharto = SUdah HArus Tobat
- Suharto = SUka HARta dan arTO
- Supersemar = SUharto PERgi SEperti MARcos
- Surjadi = SURuh apa saJA jaDI
- Timor = Tommy Ingin Maya Olivia Rumantir
- Timor = Tommy Itu Memang Orang Rakus
- Turunkan harga = Turunkan Harto dan Keluarga
- Tutut = Tanpa malu Terima Upeti Terus (sampai mati)
- Tutut = Tanpa Usaha Tapi Untung Terus
- TVRI = TV Ribut Iuran
- UUD '45 = Usaha untuk dilestarikan (walau ada beberapa kelemahan)
Kembali ke atas
Dalam kesempatan kunjungan dinas, Soeharto dijadwalkan
menuju Pekanbaru, Riau untuk mengadakan temu wicara. Seperti biasa, ia dan rombongan
menggunakan pesawat udara kepresidenan. Tapi malang tak dapat ditolak, pesawat tersebut
mengalami kerusakan mesin dan terjatuh di suatu kawasan hutan di Sumatera Selatan.
Tapi keajaiban terjadi. Semua penumpang dan awak pesawat tewas, kecuali Soeharto yang
hanya luka-luka cukup berat. Keberuntungan agaknya memang selalu lekat dengan kehidupan
Soeharto, seperti ketika dahulu ia diselamatkan Jenderal Gatot Soebroto dan Jenderal Ahmad
Yani dari kemungkinan di Mahmilubkan oleh Ketua PARAN Jenderal Nasution karena ketahuan
menyelundupkan gula dan candu dengan bekerja sama dengan Liem Sioe Liong dan Bob Hasan
untuk membangun bisnis sepeda semasa menjabat Pangdam Diponegoro tahun 1960-an.
Seorang petani dan peladang yang saat itu sedang mencari kayu di hutan menemukan
Soeharto yang sekarat. Petani yang bernama Dalimin itu lalu segera membawa dan
menyelamatkan Soeharto yang sedang merintih kesakitan itu ke pondokannya di pinggir hutan.
Petani tersebut tidak mengetahui siapa orang berambut putih agak gemuk yang ditolongnya.
Setiba di pondokan - bersama sang isteri - segera ia dengan segala keterbatasan
obat-obatan yang ada mencoba merawat Soeharto. Ia meminta sang isteri untuk merawat korban
sementara dirinya akan mencoba ke desa terdekat untuk mencari dokter Puskesmas.
Alkisah tibalah si petani di desa terdekat dan menemui dokter Puskesmas yang ada.
Alangkah kagetnya si dokter muda tersebut, karena belum lama melalui RRI, ia mendengar
pengumuman resmi Mensesneg Moerdiono tentang jatuhnya dan hilangnya pesawat kepresidenan
di kawasan hutan Sumatera Selatan. Berita ditemukannya korban hilangnya pesawat yang kini
sedang di rawat di rumah si petani segera menggegerkan seisi desa, dan tidak berapa lama
berita itu sudah terdengar hingga ke kecamatan, lalu ke Gubernur yang kemudian meneruskan
kabar tersebut via telex ke Jakarta.
Segeralah disiapkan evakuasi besar-besaran dengan melibatkan tenaga paramedis terbaik
dan pasukan elit dari ibukota. Singkat cerita, Soeharto berhasil diselamatkan nyawanya.
Dan sebagai tanda terimakasih yang tulus, Soeharto pribadi dan keluarga besar menyatakan
rasa haru yang mendalam atas sikap kemanusiaan yang ditunjukkan si petani Dalimin dan
isterinya, meskipun keluarga petani tersebut tidak mengetahui siapa sesungguhnya yang
mereka tolong.
Pemerintahpun, melalui Mensesneg Moerdiono menyatakan rasa hormat dan terimakasih yang
besar kepada si petani itu dan secara resmi pemerintah akan memberikan bantuan material,
serta mengundang keluarga petani Dalimin ke Jakarta, tepatnya ke Istana Negara untuk suatu
jamuan syukuran yang akan mengundang para pembesar pemerintah dan korps diplomatik.
"Pak Dalimin dan isteri menyelamatkan Soeharto. Mereka berjasa untuk Negara dan
sebagai rasa terimakasih pemerintah dan rakyat Indonesia, secara resmi pemerintah
mengundang keluarga Dalimin untuk menghadiri jamuan makan di Istana Negara. Dan sehari
sebelum itu akan ada konferensi pers dengan Pak Dalimin agar saudara-saudara dapat
mengetahui kisah sesungguhnya dari kepahlawanan Pak Dalimin," ujar Moerdiono dalam
konferensi persnya di Sekretariat Negara di hadapan wartawan dalam dan luar negeri.
Persiapan protokoler pun dilakukan, bahkan keberangkatan keluarga Dalimin ke Jakarta
pun di lakukan dengan persiapan khusus, pesawat khusus, dan pengawalan khusus. Maklum ini
adalah peristiwa bersejarah untuk kampanye ke masyarakat tentang warganegara yang baik (good
citizen). Setiba di Jakarta, keluarga petani Dalimin ditempatkan di salah satu kamar
di Istana Negara.
Tibalah hari di mana, Dalimin dan Isteri akan memberikan konferensi pers yang
berdasarkan jadwal dilakukan di salah satu ruang di Istana Negara. Segala persiapan untuk
konferensi pers telah dilakukan, dan Moerdiono akan bertindak sebagai moderator. Ratusan
wartawan tulis - dalam dan luar negeri - telah bersiap, para wartawan foto telah mengambil
posisi masing-masing.
Moerdiono pun segera menuju kamar di mana keluarga Dalimin menginap untuk menjemput
mereka menuju ruang konferensi pers. Alangkah kagetnya Moerdiono, ketika ia menjumpai
kedua suami isteri itu sedang berpelukan menangis.
"Ada apa gerangan? Bukankah seharusnya mereka bangga atas apa yang telah mereka
lakukan. Ah, mungkin itu sebagai ungkapan rasa bangga dan haru mereka," begitu tanya
Moerdiono dalam hati.
"Pak Dalimin ada apa? Berhentilah menangis. Saya paham bagaimana bangganya bapak
dan ibu, tapi untuk sementara hentikanlah menangis, mari kita ke ruang konferensi pers,
para wartawan telah menunggu," ujar Moerdiono.
Petani Dalimin tiba-tiba menghentikan tangisnya, ia berbalik ke arah Moerdiono.
"Pak Menteri lebih baik batalkan pertemuan dengan wartawan dan pulangkan kami ke
Sumatera," ucapnya.
"Lho kenapa Pak Dalimin," jawab Moerdiono tak paham.
"Kalau wajah kami ada di koran-koran dan tivi, maka rakyat jadi kenal siapa kami.
Kami akan dibunuh rakyat pak Menteri," kata Dalimin kali ini dengan tangis yang lebih
keras seraya memeluk sang isteri tercinta.
Kembali ke atas
Dua orang preman dan seorang Timor-Timur bertemu di
penjara Cipinang, mereka semua sudah dijatuhi hukuman. Preman yang satu mengatakan dia
dihukum 10 tahun karena mencoba membunuh seorang cukong. Tapi ia merasa beruntung karena
pembunuhan tidak terjadi. Kalau terjadi, dia bisa kena 20 tahun.
Preman yang satu lagi bilang dia dihukum 5 tahun karena mencoba memperkosa istri
penjual bakso, tapi dia merasa beruntung karena perkosaan tidak terjadi. Kalau terjadi,
dia bisa masuk 10 tahun.
Orang Timor Timur bercerita dia dihukum 13 tahun karena kedapatan naik motor tanpa
menyalakan lampu. Tapi untung, katanya, itu terjadi bukan waktu malam hari.
Kembali ke atas
Try Sutrisno ingin belajar dari Lee Kuan Yew bagaimana
caranya memilih menteri yang pintar. Maka dia datang ke Singapura diam-diam.Bagaimana
caranya memilih menteri yang pintar, Pak Lee? Gampang, jawab Lee, "Kita test saja
kecerdasannya." Dan tokoh Singapura itu pun memanggil perdana menterinya, Goh Chok
Tong. Lee mengajukan satu pertanyaan yang harus dijawab Goh dengan cepat dan tepat:
"Hai, Chok Tong, misalkan orangtuamu punya anak tiga orang. Siapakah gerangan anak
yang bukan kakakmu, dan bukan pula adikmu?" Goh menjawab tangkas, "Ya itu saya
sendiri."
Lee bertepuk tangan, "Angka 10 untuk Goh. Sebab itu dia kupilih!".
Try Sutrisno sangat terkesan kepada cara memilih gaya Lee Kuan Yew ini. Dia pulang ke
Jakarta dan segera mau menguji Harmoko."Pak Harmoko,'' kata Try, "Saya ingin
menguji sampeyan. Ada satu pertanyaan yang harus sampeyan jawab:
misalkan orang tua sampeyan punya anak tiga orang. Siapakah gerangan anak yang
bukan kakak sampeyan, dan bukan pula adik sampeyan?"
Ternyata Harmoko tidak segera bisa menjawab. Tapi dia punya akal dan minta permisi
sebentar ke luar ruangan, di mana menunggu Subrata. "Coba, Mas Brata," katanya
kepada bawahannya ini. "Misalkan orang tua situ punya anak tiga. Siapa gerangan anak
yang bukan kakaknya situ dan bukan pula adiknya situ?"
Subrata berpikir lima menit, lalu menjawab: "Itu saya, Pak."
Harmoko senang, dan masuk kembali ke ruang Try Sutrisno. Dia langsung maju. "Jadi
tadi petunjuknya ...eh, pertanyaannya bagaimana, Pak Try?".
Try dengan sabar mengulangi, "Orang tua sampeyan punya anak tiga orang.
Siapakah anak yang bukan kakak sampeyan dan bukan adik sampeyan?"
Harmoko kali ini menjawab tangkas: "Ya, Subrata, Pak!".
Try ketawa geli. "Pak Harmoko ini gimana! Jawabnya yang benar, ya, Goh Chok Tong,
dong!"
Kembali ke atas
Seorang berwajah India mendatangi Gubernur Jawa Tengah
waktu beliau sedang main golf. Kepada Pak Gub, si India berbisik dengan serius, "Saya
berani pastikan sesuatu akan terjadi. Dalam waktu sebulan ini, pantat Bapak akan
pelan-pelan berbentuk beringin dan berwarna kuning."
Pak Gub kaget, mau marah, tapi si India berkata lagi: "Saya bisa meramal, Bapak,
percayalah! Kalau dalam tempo sebulan ini pantat Bapak tidak berubah jadi berbentuk
beringin dan menjadi kuning, saya akan mengaku kalah. Saya akan bayar Bapak Rp 100
juta."
Gubernur Jawa Tengah yakin, si India akan kalah. "Oke, kita bertaruh saja! Kalau
pantat saya berubah seperti kamu ramal, saya bayar kamu Rp 100 juta. Kalau udak berubah,
kamu bayar saya Rp 100 juta!"
"Oke, oke. Kita bertaruh!", jawab di India. Semenjak itu, setiap pagi,
sehabis mandi, sebelum ke kantor, Pak Gub diam-diam membuka celana dan melihat pantatnya
sendiri di cermin.
Mengecek. Dia cemas juga, sebenarnya, jangan-jangan si India benar. Kadang-kadang dia
memang melihat sedikit warna kuning di pantat nya sendiri, tapi alhamdulillah, bentuk itu
pantat masih normal, belum jadi seperti beringin. Begitulah tiap hari dia bilang
alhamdulillah bahwa pantatnya masih seperti dulu.
Pada akhir bulan, dia datang ke kantor pagi-pagi. Itu lah hari yang menentukan dia
menang atau kalah. Tapi agak kaget juga dia, lantaran di ruang tunggu tamu pagi-pagi itu
si India sudah duduk menanti. Juga agak heran Pak Gub kita, karena bersama si India ada
seorang dengan wajah Cina, yang kemudian diperkenalkan kepadanya sebagai Bob Hassan.
Si India berbisik kepada Gubenur Jawa Tengah: "Bapak, kita berdua perlu wasit.
Maka saya bawa Si Bob ini bersama saya pagi ini, untuk jadi wasit, mana di antara kita
yang menang. Bapak setuju, 'kan?"
Pak Gub setuju. Dia bersemangat, karena tadi pagi sebelum berangkat dia sudah
mengadakan pengecekan atas kondisi pantat sendiri, dan tak ada perubahan yang nampak.
Berarti dia akan dapat uang.
Tapi kita ceritakan saja dulu bahwa mereka segera masuk ke dalam ruang duduk Pak Gub.
Ajudan disuruh pergi, juga sekretaris. Yang ada di kamar itu cuma Pak Gub, si India, dan
Bob Hasan.
Pak Gub pun naik ke atas meja. "Lihat!", serunya dengan percaya diri sendiri.
"Kalian lihat sendiri bagaimana pantatku!". Dan Pak Gub di atas meja itu membuka
celananya dan diperlihatkannyalah pantatnya ke depan kedua tamunya.
Si India tampak kecewa. Ia pun berbisik kepada Bob Hassan, yang segera pergi keluar
dari ruangan. Lalu si India berkata kepada Gubernur Kita: "Bapak yang menang, saya
yang kalah, saya bayar Bapak Rp. 100 juta. Kontan!". Dan dari tas kulitnya dia
keluarkan uang bundelan. Setelah dihitung, ada Rp 100 juta banyaknya.Pak Gub berwajah
sumringah. "Makanya jangan takabur. Sok pinter meramal!" begitu nasehat dan
cemoohnya kepada si India. Lalu dia menyuruh si India keluar. Segera setelah itu, dia
panggil sekretaris dan ajudannya. Dia mau traktir mereka makan di Hotel Santika dengan
uang kemenangan mudah itu. Tapi dia lihat ajudannya gugup. Ada apa? Ternyata sang ajudan
melihat si India ketawa lebar ketika keluar dari ruang Pak Gub. "Gue menang!",
serunya kepada Bob Hasan yang masih duduk di ruang tunggu. "Lu harus bayar gue Rp 300
juta!".
Adapun sebelum datang rupanya si India bertaruh dengan Bob Hasan: pagi itu dia akan
bisa membuat Gubernur Jawa Tengah mempertontonkan pantatnya kepadanya.
Kembali ke atas
Ada lima diplomat dari negara ASEAN berkunjung ke
Kamboja untuk ikut menyelesaikan krisis politik di sana. Malang tak dapat ditolak, mujur
tak dapat diraih, dalam perjalanan ke luar kota Pnompenh mereka disergap Khmer Merah, dan
dibawa ke hutan. Mereka diadili dan dinyatakan bersalah dan dihukum mati. Tapi karena
Khmer Merah kali ini agak peduli dengan hak-hak asasi manusia, para diplomat ASEAN itu
tidak akan ditembak serentak, tetapi satu demi satu harus loncat ke dalam kuali besar yang
mendidih airnya. Sebelum itu, mereka dijanjikan akan dipenuhi permintaan mereka terakhir
asalkan bukan permintaan untuk dibebaskan.
Syahdan, diplomat Thailand minta didatangkan seorang bhiksu Budha, untuk memberinya doa
penghabisan. Maka didatangkanlah seorang bhiksu dari dusun perbatasan. Syahdan, diplomat
dan Filipina minta didatangkan seorang pastor, juga untuk doa terakhir. Maka
didatangkanlah seorang romo dari sebuah paroki di dekat Pnompenh. Sedangkan diplomat dari
Malaysia minta diberi doa oleh seorang ulama. Maka didatangkanlah seorang ulama da
kalangan jemaah masjid di Battambang.
Kemudian datang giliran diplomat dari Indonesia. Disitulah tiba-tiba ada insiden. Sang
diplomat dari Singapura berteriak. "Saya ingin mati sekarang saja! Biar saya mati
lebih dulu!"
"Lho, kenapa, Bung?" tanya anak buah Pol Pot.
"Saya ingin mati sekarang saja! Saya tidak akan tahan mendengar siapa yang akan
didatangkan rekan saya dari Indonesia! Dia pasti minta penataran P-4!"
Kembali ke atas
"Apa bedanya Kapitalisme dan Sosialisme?"
"Kapitalisme membuat kekeliruan sosial!,"
"Sosialisme membuat kekeliruan kapital!"
"Lha, kalau Pancasila?"
"Pancasilaisme di bawah Orde baru membuat kekeliruan sosial sekaligus kekeliruan
kapital!"
Kembali ke atas
Pada peringatan Kemerdekaan RI ke-52, kantor KOMNAS HAM
menerima berbagai surat. Di antaranya adalah beberapa kartupos bergambar bertuliskan;
Salam dari Aceh Merdeka.
Salam dari Padang Merdeka.
Salam dari Papua Merdeka.
Salam dari Timtim Merdeka.
Salam dari Kopenhagen, dari Hasan Tiro yang merdeka!
Kembali ke atas
Seorang janda muda di Jakarta mengatakan dengan bangga
kepada temannya: "Kau sudah tahu siapa yang akan mengawiniku? Seorang hakim agung dan
seorang yang amat jujur!".
Temannya heran: "Lho, kamu bakal punya suami dua orang?"
Kembali ke atas
Di sebuah desa di Timor Timur, seorang kepala sekolah
yang berasal dari Jakarta baru datang untuk bertugas. Di hari pertama ia bertemu dengan
para murid kelas enam, "Anak-anak, siapa yang menulis dan menandatangani naskah
Proklamasi?" Tapi kelas itu cuma diam. Tidak ada yang menjawab. Pak Kepala Sekolah
kecewa berat karena di antara murid kelas enam di sekolah itu tidak ada yang tahu nama
Bung Karno dan Bung Hatta. Tapi ia tidak bilang apa-apa, dan baru mengemukakan
kekecewaannya ini di depan rapat guru.
Di sore harinya Alfonso Soarez, guru kelas enam, yang cemas jangan-jangan dia akan
dipecat, memanggil muridnya satu demi satu. Kepada setiap murid dia berkata dengan
sungguh-sungguh. "Ini soal naskah proklamasi yang ditanya Bapak Kepala Sekolah tadi
pagi. Sebaiknya kamu mengaku kalau kamu yang menulis dan menandatanganinya," ujarnya.
Kembali ke atas
Selama dua periode menteri penerangan Harmoko dan
Hartono - setidaknya sudah dua orang peraga bahasa isyarat di televisi dipecat, bahkan
salah seorang hilang entah ke mana. Soalnya tiap kali penyiar menyebut "Menteri
Penerangan ...", si peraga menyilangkan jari di jidatnya.
Kembali ke atas
Ini kejadian di sebuah biara di Timor Timur. Suster
Kepala sangat cemas dengan situasi keamanan di daerah itu. Pada suatu saat ia memanggil
diam-diam salah seorang biarawatinya yang cantik, Suster Maria.
Ia bertanya, berbisik, "Misalkan, Suster Maria berjalan-jalan di pinggir kota
Dilli malam-malam. Suster ketemu dengan seorang tentara yang punya niat jahat. Apa yang
Suster akan lakukan dalam situasi itu."
"Saya akan mengangkat rok saya," ujar Suster Maria.
Suster Kepala (kaget), "Lalu apa yang akan kamu lakukan setelah itu?"
"Saya akan minta laki-laki itu membuka celananya juga celana dalamnya,"
sambung Suster Maria.
Suster Kepala (tambah kaget), "Hah! Lalu apa?"
"Saya akan lari dengan rok diangkat, sedang dia tidak akan bisa lari cepat dengan
celana lepas semua."
Kembali ke atas
Dalam acara pembekalan bagi para calon anggota DPR
1998-2003, Harmoko melontarkan pertanyaan, "Mengapa Pancasila lebih sempurna daripada
semua sistem lain yang ada di dunia?"
"Karena Pancasila berhasil mengatasi semua masalah yang tidak terdapat pada sistem
lainnya," jawab seorang caleg yang diam-diam bersimpati pada Mega Bintang.
Kembali ke atas
Di sebuah kelas di sekolah SMU di Baucau, Timor Timur
sedang berlangsung pelajaran sejarah integrasi.
"Mengapa ada yang mencintai tokoh GPK macam Xanana Gusmao?"
"Karena ia telah berjuang untuk membebaskan kita."
"Mengapa ada yang benci pada Soeharto, yang sebenarnya telah banyak berjasa bagi
Timor Timur?"
"Karena ia tak berjuang untuk membebaskan rakyatnya!"
Kembali ke atas
Fidel Ramos, yang puyeng akibat niatnya untuk jadi
presiden, melalui revisi konstitusi ditolak banyak orang akhirnya menghubungi rekan
lamanya, LB Moerdani."Dear Benny, Anda punya ide?" tanya Ramos.
Moerdani menukas, "Seharusnya saya yang minta ,~zlsoi.r pada Anda, lwiclel.
Bagaimana Anda dulu menyingkirkan Marcos, dengan memperalat seorang wanita bernama Cory,
dengan mengatasnamakan People's Power? Masalah Anda sekarang terlalu maju bagi saya
..."
Kembali ke atas
Country Manager Intel Corp di Indonesia heran bukan
kepalang. Maunya, atas nama niat baik dan tanggung jawab sosial, perusahaannya menawarkan
komputer gratis pada beberapa LSM. Tapi semua LSM menolak sumbangan itu. Tahu punya tahu
akhirnya sebuah LSM mengungkapkan alasannya, "Habis, ada tulisan "Intel inside,
sih!"
Kembali ke atas
Di sebuah sekolah dasar di Los Palos, Timtim, seorang
sersan kepala yang galak jadi guru pengganti. Kali ini ia mengajarkan sejarah kemerdekaan
RI untuk anak-anak kelas III. Untuk menguji daya tangkap para muridnya, ia bertanya dengan
suara keras, "Coba, siapa yang menurunkan bendera merah, putih biru di Hotel Oranye
di Surabaya?"
Murid-murid yang terlanjur dicekam rasa ketakutan serentak menjawab, "Bukan saya,
Pak. Jangan tangkap saya! "
Kembali ke atas
Seorang wartawan Amerika yang tengah berjalan-jalan di
pinggir pantai Kuta di Bali bertemu dengan seorang intelektual muda yang tampaknya tengah
menyaksikan kaum nudis.
Wartawan Amerika segera mendekati sang intelektual muda dan bertanya, "Menurut
Anda, apa perbedaan antara bikini dan pemerintah."
"Tak ada perbedaannya, yang ada justru persamaanya", jawah sang intelektual
muda, "Banyak orang justru merasa heran dengan apa yang menyebabkan mereka tetap
menyantol di tempatnya. Dan semua orang sekaligus juga selalu berharap mudah-mudahan
mereka segera melorot."
Kembali ke atas
Sebuah surat kabar terkemuda terbitan Jakarta menurunkan
headline dengan judul besar di halaman depan, '50% PEJABAT TINGGI KITA KORUPTOR DAN
PENJAHAT'.Tentu saja keesokan harinya sang pemimpin redaksi dipanggil menghadap ke
Departemen Penerangan dan ke Mabes ABRI di Cilangkap. Si pemimpin redaksi dimaki-maki dan
diminta segera meralat beritanya. Bila tidak SIUPP-nya bakal dicabut.
Maka keesokan harinya dimuatlah ralat berita sehari sebelumnya. Berikut ralatnya secara
lengkap:
"Dengan ini kami meralat headline kemarin yang berjudul '50% PEJABAT TINGGI KITA
KORUPTOR DAN PENJAHAT' yang ternyata sama sekali tidak benar. Yang benar adalah '50%
PEJABAT TINGGI KITA BUKAN KORUPTOR DAN BUKAN PENJAHAT'. Dengan demikian headline yang kami
turunkan dianggap tidak pernah ada."
Kembali ke atas
Empat puluh ibu-ibu Dharma Wanita yang pernah memborong
belanjaan di Bangkok dipimpin istri Meneer Van Dhanu tiba di ruang seleksi. Malaikat yang
bertugas segera menerima mereka.
"Ibu-ibu, siapa di antara kalian yang waktu di dunia suka berbelanja hingga
berkoli-koli," tanya malaikat.
Kecuali seorang, semuanya mengacung sambil menekuk muka malu-malu. :"OK, saya cuma
mau tanya. Sekarang siapa di antara kalian yang tak pernah mempercayai suaminya?"
lanjut malaikat.
Tiga puluh sembilan di antara wanita itu mengacungkan jarinya. Cuma Nyonya Van Dhanu
yang tidak. Melihat hal itu, malaikat cuma bisa menggelenggelengkan kepalanya kemudian
mengangkat telepon.
"Hallo neraka?!... Apakah masih ada kamar untuk tiga puluh sembilan wanita yang
tak pernah mempercayai suaminya dan satu untuk seorang wanita yang tuli?!"
Kembali ke atas
Seorang antropolog asal Suriname, yang sedang berkunjung
ke Indonesia, ingin melihat selucu apa sih Srimulat di televisi. Tapi pada suatu Kamis
malam, acara itu tertunda, untuk kemudian batal, lantaran ada laporan khusus berisi acara
kepresidenan. "Lha mana Srimulatnya," gugat si tamu.
"Lho, lha ya tadi, yang namanya Laporan Khusus itu," jawab tuan rumah.
Kembali ke atas
Sebuah stasiun televisi, di Indonesia, punya ahli tata
suara yang andal. Dia ingin meniru upacara MTV Award dan Piala Oscar; yakni saat si
bintang di panggung bilang "fuck", maka otomatis suara akan hilang.
Ketika dia berhasil meng-install program agar bisa membuang kata
"semangkin" dan "daripada", maka ia pun hilang berikut perangkatnya.
Kembali ke atas
Ada tiga ciri menonjol dari orang Indonesia di bawah
Orde Baru, yaitu: jujur, pintar dan pro pemerintah. Tapi sayangnya manusia Indonesia hanya
boleh memiliki dua ciri.
Artinya manusia Indonesia itu cuma ada tiga macam: Pertama, kalau dia jujur dan pro
pemerintah biasanya tidak pintar; ke dua, kalau dia pintar dan pro pemerintah biasanya
tidak jujur; ke tiga, kalau dia jujur dan pintar biasanya tidak pro pemerintah.
Kembali ke atas
Mantan ajudan yang kemudian jadi Wapres, Try hampir
mati. Soeharto yang datang membezoek berpesan, "Setelah kamu mati nanti, kamu harus
menelepon daripada saya".
"Siap, Pak. Laksanakan," ujar Try tetap dengan gaya ajudannya.
Kemudian, keesokan harinya benar-benar mati. Besok malamnya Soeharto mendengar suara.
"Kau kah itu?" tanya Soeharto. "Bagaimana, engkau senang tinggal di
sana?"
"Siap, Pak. Saya senang sekali," jawab Try, "jauh lebih senang daripada
di dunia."
"Nah," kata Soeharto, "Sekarang kau ceritakan, seperti apa yang namanya
daripada surga itu."
"Surga?" tanya Try, "Saya tidak di surga!"
Kembali ke atas
Kejadiannya di salah sebuah sekolah di Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan: Lisa, yang anggun dan cantik, keluar dari halaman sekolah. Berjalan kaki.
Tidak lama kemudian sebuah mobil sedan warna merah tampak menyusul. Di belakang setir
tampak seorang priya setengah baya, memakai safari abu-abu, dan memakai kacamata hitam.
"Naik sini, deh ... Kok jalan kaki, Dik," kepada Lisa dengan nada membujuk
...Tapi Si Lisa seperti tak peduli, jalan terus, dan kemudian mencegat bis kota.
Esok harinya adegan yang sama terjadi, ketika sekolah usai. Si Lisa berjalan, dan mobil
sedan merah yang rupanya sudah menunggu itu, menyusul. Kembali si pria setengah baya
membuka kaca jendela, dan membujuk Lisa masuk. "Naik sini, deh, ada minuman di mobil,
lho ..."
Tapi kembali Lisa diam, dan jalan terus. Kejadian ini berulang sampai tiga kali. Karena
ingin tahu, seorang temannya, mendatangi Lisa dan bertanya apakah Lisa kenal oom-oom
berbaju safari dalam mobil sedan merah itu.
Jawab Lisa: "Tentu, dong. Itu 'kan bokap gua."
"Lho diajak bokap naik mobil kok nggak mau? Emangnya lu marahan ama bokap
lu?"
Lisa: "Ah, marahan sih nggak. Cuma gua ogah naik mobil Timor.
Kembali ke atas
Akibat serial kunjungan keluar negeri Soeharto jatuh
sakit dan harus beristirahat selama 10 hari.
Menteri sekretaris negara mengeluarkan pengumuman resmi, "Akibat kunjungan ke luar
negeri, Soeharto perlu beristirahat."
Akibat pernyataan ini nilai rupiah anjlok. Menteri sekretaris negarapun menyatakan,
"Soeharto tidak sakit, hanya perlu beristirahat."
Kali ini giliran bursa saham anjlok. Seorang pengamat ekonomi dengan nada jengkel
berkata, "Agar tak kelelahan, tak sakit dan tak perlu beristirahat, kenapa Soeharto
tak keluar negeri seterusnya saja?"
Kembali ke atas
Si Gendut yang suka mabok bergumam mengenai
negerinya."Alangkah harmonisnya hubungan Clinton dengan rakyatnya. Baru saja ia
mengatakan bahwa Amerika sedang berada dalam keadaan ekonomi yang buruk, rakyat Amerika
segera saja percaya. Sedangkan di negeri saya, saat Soeharto mengatakan kepada rakyat
bahwa Indonesia setelah krisis moneter ini akan segera mengalami kemajuan, tak seorang
rakyat pun yang percaya."
Kembali ke atas
Di Indonesia semua gerakan yang berbau melawan pemerintah pasti dituduh sebagai
subversif. Suatu ketika, seorang pria setengah baya mendatangi kantor dinas sosial.
"Apa kah di sini markas besar dari gerakan melawan kemiskinan?"
tanyanya."Ya," sahut petugas jaga."Saya datang untuk menyerah ..."
Kembali ke atas |