manuq.gif (37198 bytes)

Prakata

Humor Suharto dan keluarga

Humor Para Menteri

Humor Abri dan Personilnya

Humor Lain-lain

Kembali ke muka

Srimulat

Beberapa tahun silam, panggung Sri Mulat (kelompok lawak tradisional asal Jawa Timur) di Taman Ria - Senayan ditutup. Apa pasal? Menurut desas-desus yang beredar di kalangan seniman lawak dikatakan bahwa bubarnya Sri Mulat di Taman Ria - Senayan karena "kalah lucu" dengan banyolan para anggota DPR yang kebetulan berlokasi di dekatnya.

Benar tidaknya wallahualam, karena nyatanya Sri Mulat jadi sepi penonton.

Kembali ke atas

Obral Otak

Pada 30 tahun yang akan datang, teknologi rekayasa genetika sudah demikian berkembangnya, sehingga cangkok otak sudah dapat dilaksanakan dengan mudah. Oleh karena itu banyak otak yang diawetkan menunggu pasien yang membutuhkan. Di suatu bank/toko donor otak dijual otak dari berbagai negara di dunia. Di bawah ini adalah daftar harga otak berdasarkan negara asal.

Asal Otak Harga
USA free/obral/sale
Inggris Rp. 1.000.000,-
Jerman Rp. 900.000,-
Jepang Rp. 100.000,-
... ...
Indonesia Rp. 1.000.000.000,-

Melihat daftar harga yang semacam itu, seorang turis yang masuk toko tersebut menjadi heran, terus dia bertanya kepada yang empunya toko.

"Pak, ... maaf pak kelihatannya daftar harga anda itu salah dan terbalik"

Yang punya toko: "Oh ... tidak bung, harga otak tersebut memang betul, ... otak yang termurah adalah otak USA dan Jepang karena sering digunakan jadi sudah rongsokan, ... kalau anda membutuhkan otak, yang terbaik adalah otak Indonesia, karena masih orisinil, belum pernah dipakai selama hidup ..."

Kembali ke atas

Di mana Otaknya

Seorang Indonesia menderita kecelakaan parah sehingga membutuhkan operasi otak yang canggih di USA. Dokter di USA yang sedang melakukan operasi tersebut melakukan pembedahan pada kepala korban, namun terjadi heboh besar karena ternyata di dalam kepala korban tidak terdapat otak. Karena mengalami jalan buntu, dokter tersebut menelpon koleganya yang biasa menangani operasi otak orang Indonesia. Kolega ini dengan tenangnya menyarankan agar dokter tersebut jangan mencari otak orang Indonesia di kepala tetapi di "dengkul" (= lutut) ... voila ... ternyata setelah dicheck ... memang betul otak orang Indonesia tersebut betul-betul di "dengkul."

Kembali ke atas

Kamus Humor

  • AIDS = Aku Ingin Ditelepon Soeharto (catatan: biasanya terjadi pada saat pembentukan kabinet)
  • Bimantara = Bambang Ingin Menguasai nusANTARA
  • Bimantara = BIni, Mantu, Anak TAmak dan RAkus
  • Golkar = GOLongan KOruptor and Rakus
  • Habibi = Habis bikin bingung (menjual)
  • Habibi = Hanya bisa bikin
  • HARMOKO = gayanya garang bagai HARimau, lucu kayak MOnyet, tukang jilat kayak Kodok
  • HARMOKO = HARi-hari oMOng Kosong
  • IMF = Indonesia Makin Fatal
  • Internet = Indomie Telur dan Cornet
  • Internet = Indonesia terkenal negatif terus
  • Korpri = Korban printah
  • KUHP = Kasih Uang Habis Perkara
  • LUBER = LUBangi BERingin
  • NIP = Nrimo Ing Pandum (Nerima apa adanya, gaji PNS kecil)
  • PBB = Pajak untuk Babe-Babe
  • PEMILU = PENipuan Umum
  • PKI = Partai kolusi antar birokrat militer konglomerat Indonesia
  • PPP = Putra Putri Presiden (nan rakus)
  • SDSB = Soeharto Dalang Segala Bencana
  • STTNAS = Soeharto Turun Tahta Negara Aman Sentosa
  • Suharto = SUdah HArus Tobat
  • Suharto = SUka HARta dan arTO
  • Supersemar = SUharto PERgi SEperti MARcos
  • Surjadi = SURuh apa saJA jaDI
  • Timor = Tommy Ingin Maya Olivia Rumantir
  • Timor = Tommy Itu Memang Orang Rakus
  • Turunkan harga = Turunkan Harto dan Keluarga
  • Tutut = Tanpa malu Terima Upeti Terus (sampai mati)
  • Tutut = Tanpa Usaha Tapi Untung Terus
  • TVRI = TV Ribut Iuran
  • UUD '45 = Usaha untuk dilestarikan (walau ada beberapa kelemahan)

Kembali ke atas

Petani Tolak Penghargaan Soeharto

Dalam kesempatan kunjungan dinas, Soeharto dijadwalkan menuju Pekanbaru, Riau untuk mengadakan temu wicara. Seperti biasa, ia dan rombongan menggunakan pesawat udara kepresidenan. Tapi malang tak dapat ditolak, pesawat tersebut mengalami kerusakan mesin dan terjatuh di suatu kawasan hutan di Sumatera Selatan.

Tapi keajaiban terjadi. Semua penumpang dan awak pesawat tewas, kecuali Soeharto yang hanya luka-luka cukup berat. Keberuntungan agaknya memang selalu lekat dengan kehidupan Soeharto, seperti ketika dahulu ia diselamatkan Jenderal Gatot Soebroto dan Jenderal Ahmad Yani dari kemungkinan di Mahmilubkan oleh Ketua PARAN Jenderal Nasution karena ketahuan menyelundupkan gula dan candu dengan bekerja sama dengan Liem Sioe Liong dan Bob Hasan untuk membangun bisnis sepeda semasa menjabat Pangdam Diponegoro tahun 1960-an.

Seorang petani dan peladang yang saat itu sedang mencari kayu di hutan menemukan Soeharto yang sekarat. Petani yang bernama Dalimin itu lalu segera membawa dan menyelamatkan Soeharto yang sedang merintih kesakitan itu ke pondokannya di pinggir hutan. Petani tersebut tidak mengetahui siapa orang berambut putih agak gemuk yang ditolongnya.

Setiba di pondokan - bersama sang isteri - segera ia dengan segala keterbatasan obat-obatan yang ada mencoba merawat Soeharto. Ia meminta sang isteri untuk merawat korban sementara dirinya akan mencoba ke desa terdekat untuk mencari dokter Puskesmas.

Alkisah tibalah si petani di desa terdekat dan menemui dokter Puskesmas yang ada. Alangkah kagetnya si dokter muda tersebut, karena belum lama melalui RRI, ia mendengar pengumuman resmi Mensesneg Moerdiono tentang jatuhnya dan hilangnya pesawat kepresidenan di kawasan hutan Sumatera Selatan. Berita ditemukannya korban hilangnya pesawat yang kini sedang di rawat di rumah si petani segera menggegerkan seisi desa, dan tidak berapa lama berita itu sudah terdengar hingga ke kecamatan, lalu ke Gubernur yang kemudian meneruskan kabar tersebut via telex ke Jakarta.

Segeralah disiapkan evakuasi besar-besaran dengan melibatkan tenaga paramedis terbaik dan pasukan elit dari ibukota. Singkat cerita, Soeharto berhasil diselamatkan nyawanya. Dan sebagai tanda terimakasih yang tulus, Soeharto pribadi dan keluarga besar menyatakan rasa haru yang mendalam atas sikap kemanusiaan yang ditunjukkan si petani Dalimin dan isterinya, meskipun keluarga petani tersebut tidak mengetahui siapa sesungguhnya yang mereka tolong.

Pemerintahpun, melalui Mensesneg Moerdiono menyatakan rasa hormat dan terimakasih yang besar kepada si petani itu dan secara resmi pemerintah akan memberikan bantuan material, serta mengundang keluarga petani Dalimin ke Jakarta, tepatnya ke Istana Negara untuk suatu jamuan syukuran yang akan mengundang para pembesar pemerintah dan korps diplomatik.

"Pak Dalimin dan isteri menyelamatkan Soeharto. Mereka berjasa untuk Negara dan sebagai rasa terimakasih pemerintah dan rakyat Indonesia, secara resmi pemerintah mengundang keluarga Dalimin untuk menghadiri jamuan makan di Istana Negara. Dan sehari sebelum itu akan ada konferensi pers dengan Pak Dalimin agar saudara-saudara dapat mengetahui kisah sesungguhnya dari kepahlawanan Pak Dalimin," ujar Moerdiono dalam konferensi persnya di Sekretariat Negara di hadapan wartawan dalam dan luar negeri.

Persiapan protokoler pun dilakukan, bahkan keberangkatan keluarga Dalimin ke Jakarta pun di lakukan dengan persiapan khusus, pesawat khusus, dan pengawalan khusus. Maklum ini adalah peristiwa bersejarah untuk kampanye ke masyarakat tentang warganegara yang baik (good citizen). Setiba di Jakarta, keluarga petani Dalimin ditempatkan di salah satu kamar di Istana Negara.

Tibalah hari di mana, Dalimin dan Isteri akan memberikan konferensi pers yang berdasarkan jadwal dilakukan di salah satu ruang di Istana Negara. Segala persiapan untuk konferensi pers telah dilakukan, dan Moerdiono akan bertindak sebagai moderator. Ratusan wartawan tulis - dalam dan luar negeri - telah bersiap, para wartawan foto telah mengambil posisi masing-masing.

Moerdiono pun segera menuju kamar di mana keluarga Dalimin menginap untuk menjemput mereka menuju ruang konferensi pers. Alangkah kagetnya Moerdiono, ketika ia menjumpai kedua suami isteri itu sedang berpelukan menangis.

"Ada apa gerangan? Bukankah seharusnya mereka bangga atas apa yang telah mereka lakukan. Ah, mungkin itu sebagai ungkapan rasa bangga dan haru mereka," begitu tanya Moerdiono dalam hati.

"Pak Dalimin ada apa? Berhentilah menangis. Saya paham bagaimana bangganya bapak dan ibu, tapi untuk sementara hentikanlah menangis, mari kita ke ruang konferensi pers, para wartawan telah menunggu," ujar Moerdiono.

Petani Dalimin tiba-tiba menghentikan tangisnya, ia berbalik ke arah Moerdiono. "Pak Menteri lebih baik batalkan pertemuan dengan wartawan dan pulangkan kami ke Sumatera," ucapnya.

"Lho kenapa Pak Dalimin," jawab Moerdiono tak paham.

"Kalau wajah kami ada di koran-koran dan tivi, maka rakyat jadi kenal siapa kami. Kami akan dibunuh rakyat pak Menteri," kata Dalimin kali ini dengan tangis yang lebih keras seraya memeluk sang isteri tercinta.

Kembali ke atas

Untung Bukan Malam Hari

Dua orang preman dan seorang Timor-Timur bertemu di penjara Cipinang, mereka semua sudah dijatuhi hukuman. Preman yang satu mengatakan dia dihukum 10 tahun karena mencoba membunuh seorang cukong. Tapi ia merasa beruntung karena pembunuhan tidak terjadi. Kalau terjadi, dia bisa kena 20 tahun.

Preman yang satu lagi bilang dia dihukum 5 tahun karena mencoba memperkosa istri penjual bakso, tapi dia merasa beruntung karena perkosaan tidak terjadi. Kalau terjadi, dia bisa masuk 10 tahun.

Orang Timor Timur bercerita dia dihukum 13 tahun karena kedapatan naik motor tanpa menyalakan lampu. Tapi untung, katanya, itu terjadi bukan waktu malam hari.

Kembali ke atas

Teka-teki Suksesi

Try Sutrisno ingin belajar dari Lee Kuan Yew bagaimana caranya memilih menteri yang pintar. Maka dia datang ke Singapura diam-diam.Bagaimana caranya memilih menteri yang pintar, Pak Lee? Gampang, jawab Lee, "Kita test saja kecerdasannya." Dan tokoh Singapura itu pun memanggil perdana menterinya, Goh Chok Tong. Lee mengajukan satu pertanyaan yang harus dijawab Goh dengan cepat dan tepat: "Hai, Chok Tong, misalkan orangtuamu punya anak tiga orang. Siapakah gerangan anak yang bukan kakakmu, dan bukan pula adikmu?" Goh menjawab tangkas, "Ya itu saya sendiri."

Lee bertepuk tangan, "Angka 10 untuk Goh. Sebab itu dia kupilih!".

Try Sutrisno sangat terkesan kepada cara memilih gaya Lee Kuan Yew ini. Dia pulang ke Jakarta dan segera mau menguji Harmoko."Pak Harmoko,'' kata Try, "Saya ingin menguji sampeyan. Ada satu pertanyaan yang harus sampeyan jawab: misalkan orang tua sampeyan punya anak tiga orang. Siapakah gerangan anak yang bukan kakak sampeyan, dan bukan pula adik sampeyan?"

Ternyata Harmoko tidak segera bisa menjawab. Tapi dia punya akal dan minta permisi sebentar ke luar ruangan, di mana menunggu Subrata. "Coba, Mas Brata," katanya kepada bawahannya ini. "Misalkan orang tua situ punya anak tiga. Siapa gerangan anak yang bukan kakaknya situ dan bukan pula adiknya situ?"

Subrata berpikir lima menit, lalu menjawab: "Itu saya, Pak."

Harmoko senang, dan masuk kembali ke ruang Try Sutrisno. Dia langsung maju. "Jadi tadi petunjuknya ...eh, pertanyaannya bagaimana, Pak Try?".

Try dengan sabar mengulangi, "Orang tua sampeyan punya anak tiga orang. Siapakah anak yang bukan kakak sampeyan dan bukan adik sampeyan?"

Harmoko kali ini menjawab tangkas: "Ya, Subrata, Pak!".

Try ketawa geli. "Pak Harmoko ini gimana! Jawabnya yang benar, ya, Goh Chok Tong, dong!"

Kembali ke atas

Ramalan untuk Gubenur Jateng

Seorang berwajah India mendatangi Gubernur Jawa Tengah waktu beliau sedang main golf. Kepada Pak Gub, si India berbisik dengan serius, "Saya berani pastikan sesuatu akan terjadi. Dalam waktu sebulan ini, pantat Bapak akan pelan-pelan berbentuk beringin dan berwarna kuning."

Pak Gub kaget, mau marah, tapi si India berkata lagi: "Saya bisa meramal, Bapak, percayalah! Kalau dalam tempo sebulan ini pantat Bapak tidak berubah jadi berbentuk beringin dan menjadi kuning, saya akan mengaku kalah. Saya akan bayar Bapak Rp 100 juta."

Gubernur Jawa Tengah yakin, si India akan kalah. "Oke, kita bertaruh saja! Kalau pantat saya berubah seperti kamu ramal, saya bayar kamu Rp 100 juta. Kalau udak berubah, kamu bayar saya Rp 100 juta!"

"Oke, oke. Kita bertaruh!", jawab di India. Semenjak itu, setiap pagi, sehabis mandi, sebelum ke kantor, Pak Gub diam-diam membuka celana dan melihat pantatnya sendiri di cermin.

Mengecek. Dia cemas juga, sebenarnya, jangan-jangan si India benar. Kadang-kadang dia memang melihat sedikit warna kuning di pantat nya sendiri, tapi alhamdulillah, bentuk itu pantat masih normal, belum jadi seperti beringin. Begitulah tiap hari dia bilang alhamdulillah bahwa pantatnya masih seperti dulu.

Pada akhir bulan, dia datang ke kantor pagi-pagi. Itu lah hari yang menentukan dia menang atau kalah. Tapi agak kaget juga dia, lantaran di ruang tunggu tamu pagi-pagi itu si India sudah duduk menanti. Juga agak heran Pak Gub kita, karena bersama si India ada seorang dengan wajah Cina, yang kemudian diperkenalkan kepadanya sebagai Bob Hassan.

Si India berbisik kepada Gubenur Jawa Tengah: "Bapak, kita berdua perlu wasit. Maka saya bawa Si Bob ini bersama saya pagi ini, untuk jadi wasit, mana di antara kita yang menang. Bapak setuju, 'kan?"

Pak Gub setuju. Dia bersemangat, karena tadi pagi sebelum berangkat dia sudah mengadakan pengecekan atas kondisi pantat sendiri, dan tak ada perubahan yang nampak. Berarti dia akan dapat uang.

Tapi kita ceritakan saja dulu bahwa mereka segera masuk ke dalam ruang duduk Pak Gub. Ajudan disuruh pergi, juga sekretaris. Yang ada di kamar itu cuma Pak Gub, si India, dan Bob Hasan.

Pak Gub pun naik ke atas meja. "Lihat!", serunya dengan percaya diri sendiri. "Kalian lihat sendiri bagaimana pantatku!". Dan Pak Gub di atas meja itu membuka celananya dan diperlihatkannyalah pantatnya ke depan kedua tamunya.

Si India tampak kecewa. Ia pun berbisik kepada Bob Hassan, yang segera pergi keluar dari ruangan. Lalu si India berkata kepada Gubernur Kita: "Bapak yang menang, saya yang kalah, saya bayar Bapak Rp. 100 juta. Kontan!". Dan dari tas kulitnya dia keluarkan uang bundelan. Setelah dihitung, ada Rp 100 juta banyaknya.Pak Gub berwajah sumringah. "Makanya jangan takabur. Sok pinter meramal!" begitu nasehat dan cemoohnya kepada si India. Lalu dia menyuruh si India keluar. Segera setelah itu, dia panggil sekretaris dan ajudannya. Dia mau traktir mereka makan di Hotel Santika dengan uang kemenangan mudah itu. Tapi dia lihat ajudannya gugup. Ada apa? Ternyata sang ajudan melihat si India ketawa lebar ketika keluar dari ruang Pak Gub. "Gue menang!", serunya kepada Bob Hasan yang masih duduk di ruang tunggu. "Lu harus bayar gue Rp 300 juta!".

Adapun sebelum datang rupanya si India bertaruh dengan Bob Hasan: pagi itu dia akan bisa membuat Gubernur Jawa Tengah mempertontonkan pantatnya kepadanya.

Kembali ke atas

Lebih Baik Mati Sekarang

Ada lima diplomat dari negara ASEAN berkunjung ke Kamboja untuk ikut menyelesaikan krisis politik di sana. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih, dalam perjalanan ke luar kota Pnompenh mereka disergap Khmer Merah, dan dibawa ke hutan. Mereka diadili dan dinyatakan bersalah dan dihukum mati. Tapi karena Khmer Merah kali ini agak peduli dengan hak-hak asasi manusia, para diplomat ASEAN itu tidak akan ditembak serentak, tetapi satu demi satu harus loncat ke dalam kuali besar yang mendidih airnya. Sebelum itu, mereka dijanjikan akan dipenuhi permintaan mereka terakhir asalkan bukan permintaan untuk dibebaskan.

Syahdan, diplomat Thailand minta didatangkan seorang bhiksu Budha, untuk memberinya doa penghabisan. Maka didatangkanlah seorang bhiksu dari dusun perbatasan. Syahdan, diplomat dan Filipina minta didatangkan seorang pastor, juga untuk doa terakhir. Maka didatangkanlah seorang romo dari sebuah paroki di dekat Pnompenh. Sedangkan diplomat dari Malaysia minta diberi doa oleh seorang ulama. Maka didatangkanlah seorang ulama da kalangan jemaah masjid di Battambang.

Kemudian datang giliran diplomat dari Indonesia. Disitulah tiba-tiba ada insiden. Sang diplomat dari Singapura berteriak. "Saya ingin mati sekarang saja! Biar saya mati lebih dulu!"

"Lho, kenapa, Bung?" tanya anak buah Pol Pot.

"Saya ingin mati sekarang saja! Saya tidak akan tahan mendengar siapa yang akan didatangkan rekan saya dari Indonesia! Dia pasti minta penataran P-4!"

Kembali ke atas

Kapitalis, Sosialis dan Pancasila

"Apa bedanya Kapitalisme dan Sosialisme?"

"Kapitalisme membuat kekeliruan sosial!,"

"Sosialisme membuat kekeliruan kapital!"

"Lha, kalau Pancasila?"

"Pancasilaisme di bawah Orde baru membuat kekeliruan sosial sekaligus kekeliruan kapital!"

Kembali ke atas

Benar-benar Merdeka

Pada peringatan Kemerdekaan RI ke-52, kantor KOMNAS HAM menerima berbagai surat. Di antaranya adalah beberapa kartupos bergambar bertuliskan;

Salam dari Aceh Merdeka.

Salam dari Padang Merdeka.

Salam dari Papua Merdeka.

Salam dari Timtim Merdeka.

Salam dari Kopenhagen, dari Hasan Tiro yang merdeka!

Kembali ke atas

Kelangkaan Hakim Jujur

Seorang janda muda di Jakarta mengatakan dengan bangga kepada temannya: "Kau sudah tahu siapa yang akan mengawiniku? Seorang hakim agung dan seorang yang amat jujur!".

Temannya heran: "Lho, kamu bakal punya suami dua orang?"

Kembali ke atas

Naskah Proklamasi

Di sebuah desa di Timor Timur, seorang kepala sekolah yang berasal dari Jakarta baru datang untuk bertugas. Di hari pertama ia bertemu dengan para murid kelas enam, "Anak-anak, siapa yang menulis dan menandatangani naskah Proklamasi?" Tapi kelas itu cuma diam. Tidak ada yang menjawab. Pak Kepala Sekolah kecewa berat karena di antara murid kelas enam di sekolah itu tidak ada yang tahu nama Bung Karno dan Bung Hatta. Tapi ia tidak bilang apa-apa, dan baru mengemukakan kekecewaannya ini di depan rapat guru.

Di sore harinya Alfonso Soarez, guru kelas enam, yang cemas jangan-jangan dia akan dipecat, memanggil muridnya satu demi satu. Kepada setiap murid dia berkata dengan sungguh-sungguh. "Ini soal naskah proklamasi yang ditanya Bapak Kepala Sekolah tadi pagi. Sebaiknya kamu mengaku kalau kamu yang menulis dan menandatanganinya," ujarnya.

Kembali ke atas

Bahasa Isyarat

Selama dua periode menteri penerangan Harmoko dan Hartono - setidaknya sudah dua orang peraga bahasa isyarat di televisi dipecat, bahkan salah seorang hilang entah ke mana. Soalnya tiap kali penyiar menyebut "Menteri Penerangan ...", si peraga menyilangkan jari di jidatnya.

Kembali ke atas

Kisah Suster Timtim

Ini kejadian di sebuah biara di Timor Timur. Suster Kepala sangat cemas dengan situasi keamanan di daerah itu. Pada suatu saat ia memanggil diam-diam salah seorang biarawatinya yang cantik, Suster Maria.

Ia bertanya, berbisik, "Misalkan, Suster Maria berjalan-jalan di pinggir kota Dilli malam-malam. Suster ketemu dengan seorang tentara yang punya niat jahat. Apa yang Suster akan lakukan dalam situasi itu."

"Saya akan mengangkat rok saya," ujar Suster Maria.

Suster Kepala (kaget), "Lalu apa yang akan kamu lakukan setelah itu?"

"Saya akan minta laki-laki itu membuka celananya juga celana dalamnya," sambung Suster Maria.

Suster Kepala (tambah kaget), "Hah! Lalu apa?"

"Saya akan lari dengan rok diangkat, sedang dia tidak akan bisa lari cepat dengan celana lepas semua."

Kembali ke atas

Kesempurnaan Pancasila

Dalam acara pembekalan bagi para calon anggota DPR 1998-2003, Harmoko melontarkan pertanyaan, "Mengapa Pancasila lebih sempurna daripada semua sistem lain yang ada di dunia?"

"Karena Pancasila berhasil mengatasi semua masalah yang tidak terdapat pada sistem lainnya," jawab seorang caleg yang diam-diam bersimpati pada Mega Bintang.

Kembali ke atas

Cinta Xanana

Di sebuah kelas di sekolah SMU di Baucau, Timor Timur sedang berlangsung pelajaran sejarah integrasi.

"Mengapa ada yang mencintai tokoh GPK macam Xanana Gusmao?"

"Karena ia telah berjuang untuk membebaskan kita."

"Mengapa ada yang benci pada Soeharto, yang sebenarnya telah banyak berjasa bagi Timor Timur?"

"Karena ia tak berjuang untuk membebaskan rakyatnya!"

Kembali ke atas

Ramos dan Moerdani

Fidel Ramos, yang puyeng akibat niatnya untuk jadi presiden, melalui revisi konstitusi ditolak banyak orang akhirnya menghubungi rekan lamanya, LB Moerdani."Dear Benny, Anda punya ide?" tanya Ramos.

Moerdani menukas, "Seharusnya saya yang minta ,~zlsoi.r pada Anda, lwiclel. Bagaimana Anda dulu menyingkirkan Marcos, dengan memperalat seorang wanita bernama Cory, dengan mengatasnamakan People's Power? Masalah Anda sekarang terlalu maju bagi saya ..."

Kembali ke atas

Bahaya Komputer

Country Manager Intel Corp di Indonesia heran bukan kepalang. Maunya, atas nama niat baik dan tanggung jawab sosial, perusahaannya menawarkan komputer gratis pada beberapa LSM. Tapi semua LSM menolak sumbangan itu. Tahu punya tahu akhirnya sebuah LSM mengungkapkan alasannya, "Habis, ada tulisan "Intel inside, sih!"

Kembali ke atas

Bukan Saya

Di sebuah sekolah dasar di Los Palos, Timtim, seorang sersan kepala yang galak jadi guru pengganti. Kali ini ia mengajarkan sejarah kemerdekaan RI untuk anak-anak kelas III. Untuk menguji daya tangkap para muridnya, ia bertanya dengan suara keras, "Coba, siapa yang menurunkan bendera merah, putih biru di Hotel Oranye di Surabaya?"

Murid-murid yang terlanjur dicekam rasa ketakutan serentak menjawab, "Bukan saya, Pak. Jangan tangkap saya! "

Kembali ke atas

Pemerintah dan Bikini

Seorang wartawan Amerika yang tengah berjalan-jalan di pinggir pantai Kuta di Bali bertemu dengan seorang intelektual muda yang tampaknya tengah menyaksikan kaum nudis.

Wartawan Amerika segera mendekati sang intelektual muda dan bertanya, "Menurut Anda, apa perbedaan antara bikini dan pemerintah."

"Tak ada perbedaannya, yang ada justru persamaanya", jawah sang intelektual muda, "Banyak orang justru merasa heran dengan apa yang menyebabkan mereka tetap menyantol di tempatnya. Dan semua orang sekaligus juga selalu berharap mudah-mudahan mereka segera melorot."

Kembali ke atas

Ralat Bohong

Sebuah surat kabar terkemuda terbitan Jakarta menurunkan headline dengan judul besar di halaman depan, '50% PEJABAT TINGGI KITA KORUPTOR DAN PENJAHAT'.Tentu saja keesokan harinya sang pemimpin redaksi dipanggil menghadap ke Departemen Penerangan dan ke Mabes ABRI di Cilangkap. Si pemimpin redaksi dimaki-maki dan diminta segera meralat beritanya. Bila tidak SIUPP-nya bakal dicabut.

Maka keesokan harinya dimuatlah ralat berita sehari sebelumnya. Berikut ralatnya secara lengkap:

"Dengan ini kami meralat headline kemarin yang berjudul '50% PEJABAT TINGGI KITA KORUPTOR DAN PENJAHAT' yang ternyata sama sekali tidak benar. Yang benar adalah '50% PEJABAT TINGGI KITA BUKAN KORUPTOR DAN BUKAN PENJAHAT'. Dengan demikian headline yang kami turunkan dianggap tidak pernah ada."

Kembali ke atas

Neraka Ganjarannya

Empat puluh ibu-ibu Dharma Wanita yang pernah memborong belanjaan di Bangkok dipimpin istri Meneer Van Dhanu tiba di ruang seleksi. Malaikat yang bertugas segera menerima mereka.

"Ibu-ibu, siapa di antara kalian yang waktu di dunia suka berbelanja hingga berkoli-koli," tanya malaikat.

Kecuali seorang, semuanya mengacung sambil menekuk muka malu-malu. :"OK, saya cuma mau tanya. Sekarang siapa di antara kalian yang tak pernah mempercayai suaminya?" lanjut malaikat.

Tiga puluh sembilan di antara wanita itu mengacungkan jarinya. Cuma Nyonya Van Dhanu yang tidak. Melihat hal itu, malaikat cuma bisa menggelenggelengkan kepalanya kemudian mengangkat telepon.

"Hallo neraka?!... Apakah masih ada kamar untuk tiga puluh sembilan wanita yang tak pernah mempercayai suaminya dan satu untuk seorang wanita yang tuli?!"

Kembali ke atas

Srimulat Berubah Format

Seorang antropolog asal Suriname, yang sedang berkunjung ke Indonesia, ingin melihat selucu apa sih Srimulat di televisi. Tapi pada suatu Kamis malam, acara itu tertunda, untuk kemudian batal, lantaran ada laporan khusus berisi acara kepresidenan. "Lha mana Srimulatnya," gugat si tamu.

"Lho, lha ya tadi, yang namanya Laporan Khusus itu," jawab tuan rumah.

Kembali ke atas

Kreatif Tapi Sial

Sebuah stasiun televisi, di Indonesia, punya ahli tata suara yang andal. Dia ingin meniru upacara MTV Award dan Piala Oscar; yakni saat si bintang di panggung bilang "fuck", maka otomatis suara akan hilang. Ketika dia berhasil meng-install program agar bisa membuang kata "semangkin" dan "daripada", maka ia pun hilang berikut perangkatnya.

Kembali ke atas

Tiga Tipe Manusia Indonesia

Ada tiga ciri menonjol dari orang Indonesia di bawah Orde Baru, yaitu: jujur, pintar dan pro pemerintah. Tapi sayangnya manusia Indonesia hanya boleh memiliki dua ciri.

Artinya manusia Indonesia itu cuma ada tiga macam: Pertama, kalau dia jujur dan pro pemerintah biasanya tidak pintar; ke dua, kalau dia pintar dan pro pemerintah biasanya tidak jujur; ke tiga, kalau dia jujur dan pintar biasanya tidak pro pemerintah.

Kembali ke atas

Lapor

Mantan ajudan yang kemudian jadi Wapres, Try hampir mati. Soeharto yang datang membezoek berpesan, "Setelah kamu mati nanti, kamu harus menelepon daripada saya".

"Siap, Pak. Laksanakan," ujar Try tetap dengan gaya ajudannya.

Kemudian, keesokan harinya benar-benar mati. Besok malamnya Soeharto mendengar suara.

"Kau kah itu?" tanya Soeharto. "Bagaimana, engkau senang tinggal di sana?"

"Siap, Pak. Saya senang sekali," jawab Try, "jauh lebih senang daripada di dunia."

"Nah," kata Soeharto, "Sekarang kau ceritakan, seperti apa yang namanya daripada surga itu."

"Surga?" tanya Try, "Saya tidak di surga!"

Kembali ke atas

Si Dia Ogah

Kejadiannya di salah sebuah sekolah di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan: Lisa, yang anggun dan cantik, keluar dari halaman sekolah. Berjalan kaki. Tidak lama kemudian sebuah mobil sedan warna merah tampak menyusul. Di belakang setir tampak seorang priya setengah baya, memakai safari abu-abu, dan memakai kacamata hitam. "Naik sini, deh ... Kok jalan kaki, Dik," kepada Lisa dengan nada membujuk ...Tapi Si Lisa seperti tak peduli, jalan terus, dan kemudian mencegat bis kota.

Esok harinya adegan yang sama terjadi, ketika sekolah usai. Si Lisa berjalan, dan mobil sedan merah yang rupanya sudah menunggu itu, menyusul. Kembali si pria setengah baya membuka kaca jendela, dan membujuk Lisa masuk. "Naik sini, deh, ada minuman di mobil, lho ..."

Tapi kembali Lisa diam, dan jalan terus. Kejadian ini berulang sampai tiga kali. Karena ingin tahu, seorang temannya, mendatangi Lisa dan bertanya apakah Lisa kenal oom-oom berbaju safari dalam mobil sedan merah itu.

Jawab Lisa: "Tentu, dong. Itu 'kan bokap gua."

"Lho diajak bokap naik mobil kok nggak mau? Emangnya lu marahan ama bokap lu?"

Lisa: "Ah, marahan sih nggak. Cuma gua ogah naik mobil Timor.

Kembali ke atas

Ke Luar Negeri Saja Terus

Akibat serial kunjungan keluar negeri Soeharto jatuh sakit dan harus beristirahat selama 10 hari.

Menteri sekretaris negara mengeluarkan pengumuman resmi, "Akibat kunjungan ke luar negeri, Soeharto perlu beristirahat."

Akibat pernyataan ini nilai rupiah anjlok. Menteri sekretaris negarapun menyatakan, "Soeharto tidak sakit, hanya perlu beristirahat."

Kali ini giliran bursa saham anjlok. Seorang pengamat ekonomi dengan nada jengkel berkata, "Agar tak kelelahan, tak sakit dan tak perlu beristirahat, kenapa Soeharto tak keluar negeri seterusnya saja?"

Kembali ke atas

Alangkah Bedanya

Si Gendut yang suka mabok bergumam mengenai negerinya."Alangkah harmonisnya hubungan Clinton dengan rakyatnya. Baru saja ia mengatakan bahwa Amerika sedang berada dalam keadaan ekonomi yang buruk, rakyat Amerika segera saja percaya. Sedangkan di negeri saya, saat Soeharto mengatakan kepada rakyat bahwa Indonesia setelah krisis moneter ini akan segera mengalami kemajuan, tak seorang rakyat pun yang percaya."

Kembali ke atas

Menyerah

Di Indonesia semua gerakan yang berbau melawan pemerintah pasti dituduh sebagai subversif. Suatu ketika, seorang pria setengah baya mendatangi kantor dinas sosial. "Apa kah di sini markas besar dari gerakan melawan kemiskinan?" tanyanya."Ya," sahut petugas jaga."Saya datang untuk menyerah ..."

Kembali ke atas